Halaman

Sabtu, 18 Mei 2013

PERUBAHAN CORAK DAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PROSES PEMBANGUNAN



TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERUBAHAN CORAK DAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PROSES PEMBANGUNAN
Berikut ini dijelaskan menurut teori beberapa ahli sbb:
Ø  TEORI LEWIS
Perkembangan Ekonomi dalam Keadaan Penawaran Tenaga Kerja yang Tidak Terbatas
               Dalam pendahuluan anaisisnya Lewis menyatakan tujuan dari teori mengenai proses pembangunan yang khusus diperuntukkan bagi negara yang menghadapi masalah kelebihan tenaga kerja. Ia menyatakan ketidakpuasannya terhadap teori yang berkembang sesudah ahli - ahli ekonomi klasik, yaitu teori Neo-klasik dan General Theory nya Keynes, karena kedua teori tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang ada di negara berkembang. Analisis Neo-Klasik bertolak dari pandangan bahwa penawaran tenaga kerja dalam masyarakat tidak berlebihan. Sedangkan analisis Keynes bertolak dari anggapan bahwa bukan saja penawaran tenaga kerja yang berlebih tetapi juga tanah dan yang tersedia dan kapasitas memproduksi jumlahnya tidak terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan keadaan yang terdapat di negara berkembang. Lewis menganggap di banyak negara berkembang terdapat tenaga kerja yang berlebih, akan tetapi sebaliknya menghadapi masalah kekurangan modal, dan keluasan tanah yang belum digunakan sangat terbatas.
1. Masalah Kelebihan Tenaga Kerja
               Lewis tidak menyangkal bahwa beberapa negara berkembang, seperti negara – negara Afrika dan Amerika Latin terdapat masalah kekurangan tenaga kerja. Akan tetapi di banyak Negara berkembang lainnya seperti, Mesir, India, Jamaika dan Indonesia terdapat penawaran tenaga kerja yang berlebih. Dinegara seperti ini jumlah penduduk tidak seimbang jika dibandingkan dengan modal dan kekayaan alam yang tersedia dan sebagai akibat dari keadaan ini terdapat kegiatan – kegiatan ekonomi yang produktivitasnya sanagt kecil atau nol.
2. Pola Proses Pembangunan yang Berlaku
               Analisis Lewis mengenai proses pembangunan perekonomian yang menghadapi kelebihan tenaga kerja dapat dibedakan dalam 3 aspek, yaitu :
      1. Analisis mengenai corak proses pertumbuhan itu sendiri
      2. Analisis mengenai factor utama yang memungkinkan tingkat penanaman modal menjadi
          bertambah tinggi.
      3. Analisis mengenai factor – factor yang menyebabkan proses pembangunan tidak terjadi
          seperti yang di gambarkan, yaitu coraknya berubah.

Ø   TEORI ROSTOW
A. Masyarakat Tradisional dan Prasyasarat Untuk Lepas Landas
              Dalam bagian ini akan di terangkan dua tahap pertama dari teori rostow mengenai tahap –tahap pertumbuhan ekonomi. Dalam tahap pertama yaitu masyarakat tradisional perekonomian masih belum berkembang. Perubahan dari tahap pertama ke tahap kedua menurut rostow, merupakan tahap suatu Negara mempersiapkan masyarakat nya untuk memulai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Uraian berikut menerangkan ciri utama dari kedua tahap pertama tersebut :
1. Masyarakat Tradisional
              Rostow mengartikan tahap masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang strukturnya berkembang didalam fungsi produksi yang terbatas, yang didasarkan kepada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masysarakat seperti sebelum masa newton.
2. Ciri Tahap Prasyarat Untuk Lepas Landas
              Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu poses yang menyababkan perubahan ciri – ciri penting dari suatu masyarakat : yaitu perubahan dalam system politiknya, struktur sosialnya, nilai – nilai masyarakatnya, dan struktur kegiatan ekonominya.
B. Tahap Lepas Landas dan Sesudahnya
               Dalam tahap lepas landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu terjadi. Awal dari masa lepas landas adalah masa berlangsungnya perubahan yang sangat drastic dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang sangat dalam atau berupa terbukanya pasar – pasar baru.
a. Ciri – ciri tahap lepas landas :
1. Terwujudnya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari lebih kurang 5% menjadi
    10% dari Produk Nasional Bruto.
2. Terjadinya peningkatan satu atau beberapa sector industry dengan tingkat laju perkembangan
    yang tinggi.
3. Adanya suatu platform politik, social, dan institusional baru yang akan menjamin
    berlangsunya segala tutnutan perluasan di sector modern, dan potensi ekonomi ekstern yang
    ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga pertumbuhan dapat terus – menerus berjalan.

b. Masa Sesudah Lepas Landas
               Tahap pembangunan yang berikut adalah gerakan ke arah kedewasaan yang diartikan oleh rostow sebagai : masa dimana masyarakat sudah efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar factor produksi dan kekayaan alamnya.
c. Corak Tahap Lepas Landas di Beberapa Negara
1. Tahap Lepas Landas di Negara Amerika Serikat
               North meneliti perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1815-1860. Hasil penyidikannya tidak sepenuhnya mendukung pendapat rostow mengenai ciri – ciri proses pembangunan pada tahap lepas landas.
2. Tahap Lepas di Jerman
               Corak pertumbuhan yang berlaku di Jerman pada tahap lepas landas di analisis oleh Hoffman, yang inti analisisnya dapatlah dikatakan bahwa corak pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jerman pada sekitar pertengahan abad ke 19 sangat sama dengan ciri – ciri proses pertumbuhan masa lepas landas seperti yang dikemukakan Rostow.
3. Tahap Lepas Landas di Jepang
               Corak pertumbuhan ekonoi pada tahap lepas landas di Jepang di analisis oleh Tsuru. Ia menunjukkan bahwa tingkapenanaman modal dan pertumbuhan ekonomi yang dicapai jepang dalam masa lepas landas adalah berbeda dengan yang dicirikan Rostow.

Ø   TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI RANIS DAN FEI
1. Proses Pertumbuhan yang Berlaku
               Ranis dan Fei menggambarkan model proses pertumbuhan dengan menggunakan tiga buah gambar 9.2a, 9.2b, dan 9.2c. Dalam ketiga gambar tersebut sumbu datar menunjukkan jumlah tenaga kerja dalam perekonomian, dan pembagian mereka ke sector industry dan sector pertanian. Misalkan titik P menunjukkan bahwa tenaga kerja yang berada di sector pertanian adalah sebanyak OP. Dengan pemisalan ini maka tenaga kerja selebihnya, yaitu sebanyak PA, adalah tenaga kerja yang berada di sector industry. Apabila jumlah tenaga kerja di sector pertanian masih berlebih yang di artikan Ranis dan Fei sebagai suatu keadaan dimana produk marjinal penganggur adalah terselubung tingkat upah di sector industry tidak berubah.
2. Surplus Hasil Pertanian dalam Proses Pembangunan
               Apabila sebagian tenaga kerja di sector pertanian di gunakan oleh sector industry, maka dengan sendirinya tenaga kerja di sector pertanian akan berkurang. Akan tetapi pada permulaannya, seperti telah ditunjukkan sebelum ini ha demikian tidak akan mengurangi produksi sector pertanian. Oleh sebab itu, apabila pembangunan ekonomi terjadi akan terdapat kelebihan produksi pertanian jika dibandingkan dengan konsumsi atas hasil pertanian yang dilakukan oleh penduduk di sector pertanian. Kelebihan ini dinamakan surplus total pertanian atau Total Agricultural Surplus (TAS).
3. Tahap – tahap Proses Pembangunan
               Setelah menunjukkan keadaan yang terjadi di sector pertanian, Ranis dan Fei kembali menjelaskan tentang perubahan yang berlaku di sector industry. Pada tahap kedua sebagai akibat dari menurunnya produksi sector pertanian, surplus hasil – hasil pertanian yang dapat digunakan oleh sector industry jumlah pertambahannya akan menurun jika di bandingkan dengan masa sebelumnya. Hal ini akan berakibat seperti telah di tunjukkan pada tahap kedua besarnya AAS akan berkurang atau mengecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimah Kasih atas Kunjungan Anda...