BIBLIOGRAFI
14.1 Pengertian Bibliografi
Kata bibliografi berasal
dari bahasa Yunani
dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan
Graphein: yang berarti menulis, maka kata bibliografi secara harfiah
penulisan buku. Bibliografi berarti kegiatan
teknis membuat deskripsi suatu
cantuman tertulis atau pustaka yang telah menjadi rujukan dari sebuah
tulisan yang disusun secara alfabetis sesuai aturan. Tujuan pembuatan bibliografi adalah untuk
memberikan informasi tentang bahan-bahan yang menjadi rujukan dalam
kepenulisan, baik dari buku, jurnal ilmiah, internet, dan sebagainya.
14.2 Ciri-ciri Bibliografi
Ada beberapa ciri-ciri
bibliografi, yaitu sebagai berikut:
1.
diambil dari suatu buku,
jurnal, majalah, makalah, surat kabar, orasi dalam karya ilmiah, CD-ROM dan website, dsb,
2.
berisikan nama pengarang atau lembaga,
3.
memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat terbit.
14.3 Fungsi Bibliografi
Bibliografi memiliki arti penting dalam
tulis menulis. Adanya bibliografi membantu bagi seorang penulis untuk mencari
sumber-sumber yang menjadi rujukan dalam tulis menulis. Ada beberapa fungsi bibliografi, yaitu:
1. Memberikan
informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri,
tapi terdapat hasil pemikiran orang lain.
2.
|
3. Apabila pembaca berkehendak
mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, maka dapat membaca sendiri
referensi yang menjadi sumber kutipan.
4. Memberikan arah bagi para pembaca
buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan
pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan.
5. Memberikan apresiasi atau
penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil
karyanya yang turut menyumbang dalam penulisan karya tulis yang kita
tulis.
6. Menjaga profesionalitas penulis
terhadap karya yang dia buat.
14.4 Ketentuan Penulisan Bibliografi
Ada beberapa ketentuan umum dalam penulisan karya
ilmiah, yaitu:
1.
Rujukan dari buku, tuliskan nama pengarang, tahun terbit, judul karangan, kota tempat terbit dan nama
penerbit. Setiap bagian pembatas,
diakhiri dengan tanda titik, kecuali setelah nama kota tempat terbit diakhiri
dengan tanda titik dua.
Contoh:
Nasoetion,
Andi Hakim. 1980. Metode Statistika.
Jakarta: Gramedia.
Keraf,
Gorys. 2001. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
2.
Bibliografi disusun secara alfabetis
tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga huruf
kedua dan seterusnya.
Contoh:
Ahmadi,
Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta:
Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamalik,
Oemar. 2009. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Irianto,
Agus. 2009. Statistik: Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Jakarta: Kencana.
3.
Penulisan bibliografi tidak perlu dibuat
penomoran.
Contoh:
1) Ahmadi,
Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta:
Rineka Cipta.
2)
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta.
3)
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
4)
Irianto, Agus. 2009. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Kencana.
4.
Bibliografi diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka yaitu enter satu spasi.
Contoh:
Ahmadi,
Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta:
Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamalik,
Oemar. 2009. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Irianto,
Agus. 2009. Statistik: Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Jakarta: Kencana.
5.
Huruf
pertama dari baris
pertama masing-masing bibliografi
diketik tepat pada garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7-8 karakter.
6.
Apabila
nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi
garis terputus-putus sebanyak 14
(empat belas) ketukan.
Contoh:
Riduwan.
2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian. Bandung. Alfabeta.
--------------.
2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan
Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung. Alfabeta.
7.
Penulisan nama pengarang diawali
dengan nama bagian akhir. Nama pengarang tersebut
dibalik.
Contoh:
Abu
Ahmadi menjadi Ahmadi, Abu
Sudarwan Danim menjadi Danim, Sudarwan
Masri
Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
8.
Untuk
dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua maupun ketiga dan seterusnya tidak dibalikkan.
Contoh:
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi
menjadi Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi
Ralph Dale Kennedy, Stewart Y, dan McMullen menjadi Kennedy, Ralph Dale, Stewart Y,
dan McMullen
9.
Jika
lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu
ditambahkan singkatan “dkk” atau et. all. (dan kawan-kawan).
Contoh:
Riduwan,
dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung.
Alfabeta.
Sukanto, et. all.
1980. Business Forecasting.
Yogyakarta: FE Universitas Gadjah Mada.
10.
Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin,
ditulis apa adanya.
Contoh:
Yong
She tetap Yong She
Chiou
Chen Fang tetap Chiou Chen Fang
11.
Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka bibliografi disusun menurut urutan waktu (tahun).
Contoh:
Riduwan.
2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung. Alfabeta.
--------------. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung.
Alfabeta.
12.
Jika nama pengarang dan tahun sama,
judul berbeda. Maka penulisan bibliografi diberi kode tahun a, tahun b, tahun
c, dan seterusnya.
Contoh:
Iskandar. 2009a. Psikologi Pendidikan: Sebuah
Orientasi Baru. Ciputat: GP Press.
Iskandar. 2009b. Metodologi
Penenlitian Pendidikan dan Sosial: Kualitatif dan Kuantitatif. Ciputat: GP Press.
13.
Jika
buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, dalam
penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”; (t.t.) jika tempat penerbitan tidak ada; (t.p.)
jika nama penerbit tidak ada;
(t.th.) jika tahun penerbitan tidak ada. Kedua kata itu diawali dengan huruf
kapital.
Contoh:
Johan, Untung. Tanpa Tahun.
Johan, Untung. t.th.
14.
Judul
buku yang tidak ditulis miring, maka harus diberi garis bawah.
Contoh:
Prayitno dan Erman Amti.
1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
15. Bila sumber acuan merupakan karya
terjemahan. Tuliskan penulis asli, tahun buku terjemahan, judul
buku terjemahan (harus ditulis miring),
volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh: nama penerjemah), nama penerbit terjemahan
dan
kota penerbit terjemahan.
Contoh:
Martienez, A. 1987. Ilmu Bahasa:
Pengantar. Terjemahan Rahayu Hidayat dari Elemen de Lingusitique General
(1980). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Leech, John. 1980. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furcham. (1982). Surabaya: Usaha
Nasional.
16.
Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi
yang tidak pernah dibaca
dan tidak boleh mencantumkan
gelar.
Contoh:
Dr.
Riduwan, dalam bibliografi cukup ditulis dengan Riduwan
Prof.
Dr. Sudarwan Danim, dalam bibliografi cukup ditulis
dengan Danim, Sudarwan
17.
Jika
dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor/penyunting, penulisannya
dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.) atau (Peny.) jika editornya satu
orang, sedangkan (Eds.) atau (Penys.) jika lebih dari satu orang. Tuliskan
penulis artikel, tahun, judul artikel (diberi tanda kutip), nama editor atau penyunting, judul buku (harus ditulis
miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota
penerbit.
Contoh:
Wibowo, Istiqomah. 2009. “Sikap”. Sarwono, Sarlito W dan Eko A. Meinarno (penys.), Psikologi Sosial (hlm. 80—99). Jakarta: Salemba Humanika.
18.
Jika
rujukan yang diacu berupa kumpulan artikel. Maka, tuliskan nama
editor artikel, tahun, judul artikel (diberi tanda kutip), nama editor atau penyunting, judul buku (harus ditulis
miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota
penerbit.
Contoh:
Singarimbun, Masri (Ed.).
1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Saukah,
A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis
Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.
19.
Jika dalam sumber tidak tercantum nama
pengarangnya, tetapi yang ditulis hanya lembaganya saja.
Contoh:
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2000. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Rencana Strategi Pendidikan Nasional.
Jakarta: Balai Pustaka.
20.
Rujukan dari majalah atau koran.
Tuliskan penulis, tanggal
bulan tahun, judul
artikel, nama majalah atau koran (harus
ditulis
miring sebagai
singkatan
resminya),
nomor, volume dan halaman.
Contoh:
Hanafi,
A. 13 November 2011. “Menyiasati Krisis Lestrik Musim Kering”. Jawa Pos, hal.
6.
Karlina.
12 Desember 1981. “Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan”. Kompas, No. XXXI, Vol. 3, hal. 7.
21.
Rujukan dari majalah atau koran tanpa
pengarang.
Contoh:
Jawa
Pos. 13 November 2011. Menyiasati Krisis Lestrik Musim Kering, hal. 6.
Kompas.
12 Desember 1981. Sebuah Tanggapan:
Hipotesa dan Setengah Ilmuan, hal. 7.
22.
Rujukan dari jurnal.
Contoh:
Chrisnajanti, Wiwik. 2002. “Pengaruh
Program Remedial terhadap Ketuntasan Belajar”. Jurnal Pendidikan Penabur, No.01, Th. I, Maret hal. 81—86.
Dharmawan,
Johan. 1982. “Uruea dan TPS di
Indonesia dalam Analisis Permintaan Kuantitatif”, Jurnal Argo Ekonomi. Mei, 2, hal. 1–27.
23.
Rujukan dari skripsi, tesis, dan
disertasi. Tuliskan penulis, tahun, judul (beri
tanda kutip), skripsi/tesis/disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas/program pasca sarjana,
universitas,
dan kota.
Contoh:
Zulhafizh.
2011. “Perbandingan Hasil Belajar IPA dengan IPS terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teluk Pinang”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Pekanbaru: UNRI.
Febianto,
Debi. 2008. “Persepsi Penggunaan Media Pembelajaran dan Kemampuan Membaca
Pemahaman terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP Islam
As-Shofa Pekanbaru”. Tesis. Tidak
diterbitkan. Padang: UNP.
Swenson,
Geoffrey C. 1973. “The Effect of Increases in Rice Production on
Employment and Income Distribution in Thanjavur District, South India”.
Unpublished Ph.D. Disertation.
Minchigan: Minchigan University.
24.
Bibliografi yang diperoleh atau merujuk
pada laporan hasil penelitian. Tuliskan nama peneliti, tahun, judul laporan penelitian
(diberi tanda kutip), nama laporan penelitian
(harus ditulis miring),
nama proyek penelitian, nama institusi,
dan kota.
Contoh:
Zulhafizh.
2012. “Modul Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Tingkat SD/MI”. Pengabdian Masyarakat, Pemda Inhil,
Tembilahan.
25.
Bibliografi yang diperoleh dari
internet, hendaknya dituliskan kapan data tersebut didownload atau diakses. Tuliskan nama penulis, tahun, judul artikel
(diberi tanda kutip), alamat website, tanggal
dan jam diakses.
Contoh:
Albani
Nts, M. Syukri. “Orientasi Ibadah dalam Dunia Pendidikan”. (www.analisadaily.com/mobile/rad/?id=56671, di akses pada
tanggal 24 April 2012 pukul 06.30.10 WIB).
Spiszer,
John
M.
1999.
“Leadership and Combat
Motivation:
The
Critical Task”. (http://www.cgsc.army.mil/milrev/ english/MayJun99/Spiszer.htm. diakses tanggal 12 September 2012 pukul 19.20.21 WIB).
Karim,
Z. 1987. “Tatakota di Negara-negara Berkembang”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),
Jilid 5, No. 4, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/ diakses/ diunduh/didownload
pada tanggal 12 Juni 2011 pukul 13.30.10 WIB).
Kumaidi.
1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu
Pendidikan. (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www. malang.ac.id , diakses
20 Januari 2000 pukul 10.39.10 WIB).
26.
Bibliografi dari paper dalam seminar/lokakarya. Tuliskan penulis,
tahun, judul artikel
(beri tanda kutip), judul prosiding seminar (harus ditulis miring), kota seminar.
Contoh:
Mangundikoro, Apandi.
1983. “Konservasi Tanah dalam
Rangka Rehabilitasi Lahan di Wilayah
Daerah Aliran Sungai”. Kertas
Kerja pada Lokakarya Pola Tanam dan Usaha
Tani ke-IV, Bogor, 20 – 21 Juni.
Suranggadjiwa, L.M. Harris. 1978. “Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai”. Kereta
Kerja pada Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 – 6 Juni.
Karim,
Z. 1987. “Tatakota di Negara-negara
Berkembang”. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, Pemda Pekanbaru, Pekanbaru, 1-2 September.
Waseso,
M.G. 2001. “Isi
dan Format Jurnal Ilmiah”. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan
Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin , 9—11
Agustus.
27.
Bibliografi dari dokumen resmi
pemerintah yang diterbitkan oleh penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga.
Contoh:
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimah Kasih atas Kunjungan Anda...