KONSEP
– KONSEP MOTIVASI
Mendefinisikan
Motivasi
Kita mendifinisikan motivasi (motivation) sebagai proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu dalam mencapai
tujuannya. Sementara motivasi secara umum berkaitan dengan usaha mencapai
tujuan apapun, kita akan mempersempit focus tersebut menjadi tujuan – tujuan
organisasional untuk menerminkan minat kita terhadap perilaku yang berhubungan
dengan pekerjaan.
Tiga elemen utama dalam definisi
kita adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan
seberapa giat seseorang berusaha. Ini adalah elemen yang paling banyak mendapat
perhatian ketika kita membicarakan tentang motivasi. Namun, intensitas yang
tinggi sepertinya tidak akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali
upaya tersebut dikaitkan denga arah yang menguntungkan organisasi. Dengan demikian,
kita harus mempertimbangkan kualitas serta intensitas upaya secara bersamaan.
Upaya yang diarahkan ke, dan konsisten dengan, tujuan – tujuan organisasi
merupakan jenis upaya yang seharusnya kita lakukan. Terakhir motivasi memilki
dimensi ketekunan. Dimensi ini merupakan ukuran berapa lama seorang bias
mempertahankan usahanya.
v Teori – teori Motivasi
pada Zaman Dahulu
Tahun 1950-an merupakan periode
subur perkembangan konsep – konsep motivasi. Tiga teori khusus dirumuskan
selama periode ini, yang meskipun diserang habis – habisan dan sekarang
diragukan validitasnya, mungkin masih merupakan penjelasan – penjelasan
mengenai motivasi karyawan yang paling terkenal. Teori – teori tersebut adalah
hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua factor.
·
Hierarki Teori
Kebutuhan
Dalam teori ini Abraham Maslow
membuat hipotesis bahwa dalam diri manusia terdapat hierarki dari lima
kebutuhan. Kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Fisiologis
: meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
2.
Rasa
Aman : meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3.
Social
: meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4.
Penghargaan
: meliputi factor – factor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi,
dan pencapaian, dan factor – factor penghargaan eksternal seperti status
pengakuan dan perhatian.
5.
Aktualisasi
Diri : dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi
pertumbuhan, pencapaian potensi sesseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
·
Teori X dan Y
Douglas Mc Gregor mengemukakan dua
pandangan nyata mengenai manusia : pandangan pertama pada dasarnya negative
disebut teori X dan yang ke dua pada dasarnya positif disebut Y. setelah
mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan, Mc Gregor
menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas
beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku
mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi – asumsi tersebut.
Menurut teori X, empat asumsi yang
dimiliki manajer adalah :
1.
Karyawan
pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk
menghindarinya.
2.
Karena
karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa, dikendalikan atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan – tujuan.
3.
Karyawan
akan menghindari tanggung jawab dan mencari berita formal bila mungkin.
4.
Sebagian
karyawan menempatkan keamanan di atas semua factor lain terkait pekerjaan dan
menunjukkan sedikt ambisi.
Bertentangan
dengan pandangan negative mengenai sifat – sifat manusia dalam teori X, Mc
Gregor meyebutkan empat asumsi positif
yang di sebutkan sebagai teori Y :
1.
Karyawan
menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau
bermain.
2.
Karyawan
akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
3.
Karyawan
bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab.
4.
Karyawan
mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi
dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
·
Teori Dua Faktor
Teori dua factor dikemukakan oleh
seorang psikolog bernama Frederick Herzberg. Dengan keyakinan bahwa hubungan
seseorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap seseorang
terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik menentukan keberhasilan atau
kegagalan.
Teori dua factor adalah teori yang
menghubungkan factor – factor intrinsik dengan kepuasaan kerja, sementara
mengaitkan factor – factor estrinsik dengan ketidakpuasan kerja.
Teori dua factor tidak begitu
didukung dalam literature dan menuai banyak kritikan. Kritik – kritik tersebut
meliputi :
1.
Prosedur
yang digunakan oleh Herzberg di batasi oleh metologinya. Ketika segalanya
berjalan dengan baik, individu – individu cenderung memuji dirinya sendiri.
Sebaliknya mereka menyalahkan kegagalan pada lingkungan ekstrinsik.
2.
Keandalan
metodologi Herzberg diragukan. Para penilai harus membuat berbagai
interpretasi, sehingga mereka dapat menggabungkan penemuan dengan
mengiterpretasikan respons seseorang dalam perilaku tertentu ketika mencoba
respons yang sama dengan cara yang berbeda.
3.
Tidak
ada ukuran kepuasan yang digunakan secara keseluruhan. Seseorang mungkin tidak
menyukai bagian dari suatu pekerjaan namun masih menganggap pekerjaan tersebut
bisa diterima secara menyeluruh.
4.
Teori
tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya. Teori dua factor
mengabaikan variable – variable situasional.
5.
Hezrberg
mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas, tetapi metodologi
penelitian yang digunakannya hanya melihat kepuasan dan tidak melihat
produktivitas. Untuk membuat penelitian ini relevan, seseorang harus
mengasumsikan suatu hubungan yang kuat antara kepuasan dengan produktivitas.
Ø
Teori Kebutuhan
McClelland
Teori kebutuhan McClallend
dikembangkan oleh David McClallend Dan rekan – rekannya. Teori tersebut
berfokus pada tiga kebutuhan : pencapaian, kekuatan, dan hubungan. Hal – hal
tersebut di definisikan sebagai berikut :
1.
Kebutuhan
Pencapaian : dorongan untuk melebihi, mencapai standar – standar, berusaha
keras untuk berhasil
2.
Kebutuhan
Kekuatan : kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
3.
Kebutuhan
Hubungan : keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah
dan akrab.
Ø
Teori Evaluasi
Kognitif
Teori Evaluasi Kognitif menjelaskan
bahwa pengenalan penghargaan estrinsik, seperti imbalam kerja untuk usaha kerja
yang sebelumnya memuaskan secara intrinsic karena kesenangan yang berhubungan
dengan isi dari pekerjaan itu sendiri cenderung menurunkan seluruh motivasi.
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian
penghargaan – penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan
secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.
Ø
Teori Penentuan Tujuan
Pada akhir tahun 1960-an, Edwin
Locke mengemukakan bahwa niat untuk mencapai sebuah tujuan merupakan sumber
motivasi kerja yang utama. Artinya tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang
harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan. Bukti tersebut
sangat mendukung nilai tujuan. Kita bisa mengatakan bahwa tujuan khusus
menigkatkan kinerja, tujuan yang sulit ketika di terima, menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi dari pada tujuan yang mudah, dan umpan balik menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi dari pada tidak ada umpan balik. Teori penentuan
tujuan adalah teori yang menjelaskan bahwa tujuan – tujuan yang spesifik dan sulit,
dengan umpan balik menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
Program _ program MBO
: Mempraktekkan Teori Penentuan Tujuan
Manajemen berdasarkan tujuan
menekankan tujuan – tujuan nyata yang di tentukan secara partisipatif, bisa di
uji dan bisa di ukur. Daya tarik MBO niscaya terletak pada penekanannya
terhadap pengubahan tujuan – tujuan organisasional menjadi tujuan - tujuan
khusus untuk unit – unit organisasional dan anggota – anggota individu. MBO
mengoperapsionalkan konsep tujuan – tujuan tersebut dengan memikirkan sebuah
proses di mana tujuan – tujuan mengalir menuruni organisasi tersebut.
Ø
Teori Efektivitas Diri
Efektivitas diri juge dikenal
sebagai teori kognitif social atau teori pembelajaran social merujuk pada
keyakinan individu bahwa ia mampu mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi
efektivitas diri anda, semakin rasa percaya diri yang anda miliki dalam
kemampuan anda untuk berhasil dalam suatu tugas. Jadi dalam situasi – situasi
sulit kita merasabahwa individu yang memiliki efektivitas diri yang rendah
cenderung mengurangi usaha mereka atau menyerah, sementara individu yang
memiliki efektivitas diri tinggi akan berusaha lebih keras utnk mengalahkan
tantangan.
Peneliti yang mengembangkan teori
efektivitas diri, Albert bandura mempelihatkan bahwa ada empat cara untuk
meningkatkan efektivitas diri :
1.
Penguasaan
yang tetap
2.
Contoh
yang dilakukan oleh individu lain
3.
Bujukan
verbal
4.
Kemunculan
Ø
Teori Penguatan
Teori yang bertentangan dengan teori
penentuan tujuan adalah teori penguatan. Teori sebelumnya adalah sebuah
pendekatan kognitif yang mengemukakan bahwa tujuan – tujuan seorang individu
mengarahkan tindakannya. Dalam teori penguatan kita mempunyai sebuah pendekatan
perilaku yang menunjukkan bahwa penguatan memengaruhi perilaku. Dengan jelas
keduanya berselisih secara filosifis. Teoretekus – teoretekus penguatan
menganggap perilaku disebabkan oleh lingkungan. Anda tidak perlu khawatir, kata
mereka dengan peristiwa – peristiwa kognitif internalyang mengendalikan
perlikau adalah penguat – penguat, konsekuensi apapun yang, ketika langsung di
ikuti oleh para respons, meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku itu akan di
ulang.
Ø
Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori yang
menjelaskan bahwa individu membandingkan masukan – masukan dan hasil pekerjaan
mereka dengan masukan – masukan dan hasil pekerjaan orang lain dan kemudian
merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
Rujukan yang dipilih oleh seorang
karyawan menambah kerumitan teori keadilan. Inilah empat perbandingan rujukan
yang bisa digunakan oleh seorang karyawan :
1.
Diri –di dalam : pengalaman –
pengalaman seorang karyawan dalam posisi yang berbeda di dalam organisasi
karyawan tersebut pada saat ini.
2.
Diri-di luar : pengalaman –
pengalaman seorang karyawan dalam posisi atau situasi di luar organisasi
karyawan tersebut pada saat ini.
3.
Individu lain di dalam : individu atau
kelompok individu lain di dalam organisasi karyawan tersebut.
4.
Individu lain di luar : individu atau
kelompok individu lain di luar organisasi karyawan tersebut,
Ø
Teori Harapan
Teori harapan menunjukkan bahwa
kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu
bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan di
ikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap
individu tersebut.dalam bentuk yang lebih praktis, teori harapan mengatakan
bahwa karyawan – karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat usaha
yang tinggi ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan
penilaian kinerja yang baik, penilaian yang baik akan menghasilkan penghargan
organisasional seperti bonus, kenaikan imbalan kerja atau promosi dan
penghargaan tersebut akan memuaskan tujuan – tujuan pribadi para karyawan.
Mengintegrasikan Teori
– teori Motivasi Kontemporer
Kini telah mengetahui banyak teori
motivasi dalam bab ini. Kenyataan bahwa beberapa dari teori ini telah
mendapatkan dukungan hanya mempersulit permasalahannya. Betapa sederhananya
bila setelah menghadirkan setengah lusin teori, hanya satu teori yag di anggap
valid.karena satu teori yang valid tidak dengan sendirinya membuat yang lain
menjadi tidak valid. Pada kenyataanya banyak teori yang dikemukakan dalam bab ini
adalah teori yang saling melengkapi. Tantangannya sekarang adalah untuk
menggabungkan teori – teori ini guna membantu anda memahami keterkaitan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimah Kasih atas Kunjungan Anda...