A. Fungsi SDM sebagai
Employee Champion
a.
Pengertian
a.1 Di era mendatang dimana kapital intelektual ( yakni sdm yg
memiliki kompetensi) menjadi a critical source of the firm’s value, maka MSDM
harus aktif dalam mengembangkan kapital ini
sehingga sdm bisa memberikan
kontribusi penting dalam keberhasilan organisasi. Ini berarti MSDM menjadi
employee champion.
a.2 Sebagai EC, MSDM harus aktif memahami kebutuhan Tenaga kerja dan
menjamin bahwa kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, sehingga kontribusi Tenaga
Kerja terhadap organisasi muncul
a.3 Sebagai EC, MSDM harus mampu melibatkan manajer lini dalam
menciptakan kontribusi Tenaga Kerja pada organisasi.
b.
Fungsi SDM sebagai Employee
Champion
Peran
|
Fungsi
|
Hasil
|
Kegiatan
|
Employee Champion
|
Manajemen Kontribusi Karyawan
|
Peningkatan komitmen dan
Kapabilitas karyawan
|
Pelibatan manajemen Lini
Dalam MSDM
|
c.
Peran Kunci Employee champion
Peran Kunci
|
Kriteria Sukses
|
Employee Champion
|
• Memahami berbagai SDM yang potensial dan mengantisipasi kebutuhan pengembangan mereka
• Menekankan identifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk mengeksekusi strategi di masa mendatang, bukan hanya kebutuhan masa kini
• Mempunyai kapabilitas manajemen pendidikan dan pelatihan
• Menganalisis berbagai cara penyediaan sumber daya yang
dibutuhkan karyawan dalam memenuhi tantangan baru
• Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan komitmen terhadap
tindakan
|
d.
Kerangka Pemahaman Employee
Champion
Teori depresi :
Demand > Resources atau Resources > Deman
Balance
High
D
Low
High
R
a.
Agar perusahaan bisa bersaing, D
terhadap TenagaKerja meningkat (lebih
produktif, customer responsive, fleksibel dll), jika TenagaKerrja merasa R yang
tersedia tidak mencukupi, maka akan terjadi depresi
b.
Depresi ini muncul karna adanya
ketidakseimbangan, bukan karna D meningkat.
c.
Rendahnya D dan R juga tidak
baik, karna menjadikan situasi kerja yang stagnan ( status quo) , tak ada
keinginan untuk melakukan learning ( pembelajaran) dan improving
(pengembangan).
e. karyawan Depresi
karena semakin dituntut
karyawan untuk menjadi lebih global, lebih pelanggan responsive, lebih
fleksibel, lebih berorientasi belajar, tim lebih didorong, lebih produktif dan
sebagainya. Perusahaan harus menyadari bahwa tuntutan ini adalah nyata dan tak
terhindarkan seperti kenaikan permintaan, depresi karyawan dapat terjadi.
Seperti remaja, depresi tidak berasal dari permintaan yang tinggi karena
perusahaan saing mensyaratkan bahwa tuntutan harus tinggi, tetapi dari
kurangnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan SDM professional yang menjamin karyawan
kontibusi harus menjadi pengamat, juarra dan mensponsori sumber daya seimbang
dan tuntutan, baik untuk dirinya dan
bagi para klien dan karyawan mereka.
- Tanda adanya depresi :
TenagaKerja tidak tertarik dengan
pekerjaannya
TenagaKerja merasa tidak seimbang
urusan kerja dengan masalah personal dan keluarga
TenagaKerja merasa tidak bisa
mengendalikan kuantitas dan kualitas kerja
Moral TenagaKerja rendah
TenagaKerja banyak gunakan
waktu untuk lindungi karir daripada untuk kepuasan konsumen
TenagaKerja tidak merasa senang
di tempat kerja, hanya kerasa sulit dan sulit saja
TenagaKerja merasa terjebak dalam
rutinitas kerja
TenagaKerja bicara mengenai
“burn out” karna stress
A. Quality Of Work Life
a. Pengertian
- Quality of
Work Life merupakan pendekatan manajemen yang terus menerus diarahkan
pada peningkatan kualitas kerja.
- David & Edward
Quality of
Work Life sebagai cara berfikir mengenai orang, kerja dan organisasi”.
Dengan lebih rinci, elemen dari Quality of
Work Life terdiri atas:
n Perhatian mengenai pengaruh kerja terhadap manusia sebagaimana
terhadap efetifitas organisasi.
n Pandangan mengenai partisipasi untuk pengambilan keputusan dan
pemecahan.
-
Harvey & Brown
Quality of Work Life mencoba untuk memperbaiki kualitas
kehidupan para pekerja, tidak dibatasi pada perubahan konteks suatu pekerjaan
tapi juga termasuk memanusiakan lingkungan kerja untuk memperbaiki martabat dan
harga diri pekerja.
-
Nawawi
bahwa “setiap
organisasi atau perushaan harus mampu menciptakan kualitas kehidupan kerja
(Quality of Work Life) dalam perusahaan
agar sumber daya manusia dilingkungannya menjadi kompetitif.
b.
Program-program QWL
Untuk meningkatkan kepercayaan karyawan,
keterlibatan dan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kepuasan pekerja
dan orrganisasi efektivitas.
Misalnya :
-
Pengawasan
yang baik
-
Kondisi
kerja yang baik
-
Baik
gaji dan tunjangan
-
Menarik,
menantang kerja, bermanfaat
-
Pemberdayaan
-
Kesehatan
– pusat kesehatan, pusat kesehatan gigi, kesehatan pusat program, program
rekreasi, program konseling
c.
Masalah dalam organisasi.
Quality of
Work Life merupakan pendekatan manajemen yang terus menerus diarahkan
pada peningkatan kualitas kerja. Kualitas yang dimaksud adalah kemampuan
menghasilkan barang atau jasa yang dipasarkan dan cara memberikan pelayanan
yang selalu terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, sehingga
barang dan jasa yang dihasilkan mampu bersaing dan merebut pasar. “Program
Quality of Work Life pada dasarnya
mencari cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan menciptakan pekerjaan
yang lebih baik atau tercapainya kinerja yang tinggi. Quality of Work Life mencakup aktifitas-aktifitas yang
ada di dalam perushaan, yang diarahkan untuk meningkatkan suatu kondisi
kehidupan kerja yang dapat membangkitkan semangat para pekerja dalam
melaksanakan tugas mencapai sasaran perusahaan.
d. Menurut Gitosudarmo sasaran utama Quality of Work Life terdiri dari 4 unsur yaitu :
a. Program Quality of Work Life
menciptakan organisasi yang lebih demokratis dimana setiap orang memiliki suara
terhadap sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya.
b. Mencoba memberikan andil imbalan financial dari organisasi sehingga
setiap orang mendapatkan manfaat dari kerjasama yang lebih besar, produktifitas
lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas
c. Mencoba mancari cara untuk menciptakan keamanan kerja yang lebih
besar dengan meningkatkan daya hidup organisasi dan lebih meningkatkan hak
pekerja.
d. Mencoba
meningkatkan pengembangan individu dengan menciptakan kondisi yang mendukung
terhadap pertumbuhan pribadi.
Konsep Quality
of Work Life mengungkapkan pentingnya
penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya. Dengan demikian peran
penting program Quality of Work Life
adalah mengubah iklim kerja organisasi secara teknis dan manusiawi dapat
membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik. Peningkatan kalitas kerja ini diperlukan untuk
menciptakan kepuasan kerja sebagai pemicu semangat kerja.
e. Tak jauh dari berbagai teori dan pendapat
para ahli manajemen sumber daya manusia , penelitian ini menganalisis hubungan
3 faktor Quality of Work Life yaitu : restrukturisasi kerja, sistem
imbalan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja dan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Restrukturisasi kerja
Restrukturisasi
kerja menyangkut perbaikan metode atau sistem kerja, konsep baru yang dapat
menciptaan pekerjaan yang lebih tertantang untuk dapat meningkatkan kualitas
kehidupan kerja. Gitosudarmo (2000:38) mengemukakan pengertian kualitas
kehidupan kerja ini sebagai ” program kualitas lingkungan kerja umumnya
berkaitan dengan berbagai perubahan metode kerja tradisionil, program
pemerkayaan pekerjaan dan berbagi macam pola kerja.
b. Sistem imbalan
Kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja
mereka”. Seirama dengan itu, Simamora (1999:24) ”kompensasi merupakan apa yang
diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi.
”Nawawi (2001:60) mengemukakan bahwa ”kompensasi bagi organisasi merupakan
penghargaan atau ganjaran pendapatan pekerja yang telah memberikan kontribusi
dalam mewujudkan tujuannya melalui kegiatan disebut bekerja.
c. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja
mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan hal yang dapat membahaykan
pekerja dan lingkungan secara fisik, misalnya aspek keselamatan kerja, kemananan
kerja, keselamatan lingkungan dan kesehatan kerja, setiap pekerja memerlukan
lingkungan kerja yang aman dan nyaman, untuk itu perusahaan berkewajiban
memenuhi hal tersebut.
J SEMANGAT KERJA
Menurut H.Halsey
(1994:305) semangat adalah sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seorang
pekerja untuk menghasilkan keraj yang lebih banyak dan lebih baik yang
menyebabkan dia ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan kelompok kerjanya.
Menurut
Mangkunegara bahwa pengukuran semangat kerja dapat dilakukan melalui :
a. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
yaitu kesanggupan karyawan memyelesaikan pekerjaan tepat waktu
- Penyelesaian pekerjaan melebihi target yaitu apa bila karyawan menyelesaikan pekerjaan melebihi target yang ditentukan oleh organisasi
- Bekerja tanpa kesalahan yaitu tidak berbuat kesalahan terhadap pekerjaan merupakan tuntutan bagi setiap karyawan.
Berdasarkan pendapat diatas,
program Quality of Work Life penilaian
cenderung terbuka dan apa adanya (fair) untuk menggugah pekerja menggali lebih
dalam potensi yang ada pada dirinya untuk berkembang dan berprestasi secara
fair.
f.
Hubungan Quality of Work Life dengan semangat kerja
Semangat kerja merupakan kondisi mental yang
berpengaruh terhadap usaha untuk melakukan pekerjaan secara lebih giat, atas
rasa percaya diri dan motivasi yang kuat untuk dapat menyelesaikannya dengan
lebih cepat dan lebih baik (Bruce, 2007). Sesuai dengan kondisi mental yang
sifatnya situasional, semangat kerja juga merupakan suatu potensi yang terus
bergerak, tidak stabil maka perlu dibangun secara terkonsep dan
berkesinambungan.
Usaha-usaha yang diarahkan pada peningkatan
semangat kerja di SMU Nurul Iman diwujudkan melalui program-program peningkatan
kualitas SDM yang diikuti dengan peningkatan kesejateraan dan efesiensi sumber
daya yang dimiliki, baik efisiensi internal maupun eksternal, efisiensi
internal diwujudkan melalui optimalisasi pengunaan sarana prasarana dengan
cara-cara inofativ, kreatif dan efektif, Usaha peningkatan efisinsi external
misalnya dilakukan dengan cara peningkatan teknologi tepat guna.
g. Syarat-syarat untuk meningkatkan kualitas
kerja adalah sebagai berikut :
-
Kompensasi
yang mewadai dan wajar
-
Kondisi
yang aman dan sehat
-
Kesempatan
untuk menggunakan dan mengembangkan kemapuan manusia
-
Kesempatan
untuk pertumbuhan berlanjut dan ketentraman
-
Ikut
merasa memiliki dan bertanggung jawab termasuk dalam suatu kelompok
-
Hak-hak
karyawan tidak terabaikan
-
Kerja
dan ruang kerja keseluruhan memadai
-
Relevansi
sosial kehiduapan kerja
B. Produktivitas Employee Relations
a. Pengertian
·
Secara umum produktivitas
adalah merupakan ratio antara kepuasan atau kebutuhan dan pengorbanan yang
dilakukan.
·
kemampuan menghasilkan barang
dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan dengan
membandingkan hasil yang diperoleh dengan waktu yang telah ditentukan dengan
adanya peran serta tenaga kerja atau karyawan.
b.
Pengertian Para Ahli
Soeprihanto
Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus lebih
baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari
ini.
Dikutip oleh Rusli Syarif
mengatakan bahwa “ definisi produktivitas
secara sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah
kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu.
c.
Pengertian employee relations
v Sekelompok orang-orang yang sedang bekerja disuatu perusahaan yang
jelas baik secara fungsional , organisasi maupun teknis dan jenis pekerjaan
(tugas) yang dihadapinya.
v Employee relations yaitu kegiatan public relations untuk
memelihara hubungan, khususnya antara manajemen dengan para karyawannya”.
d.
Kegiatan Employee Relations
Manajemen humas dalam mengelola employee
relations merupakan salah satu sarana manajemen yang bersifat teknis dan
praktis, yaitu berupaya melakukan hubungan komunikasi yang efektif melalui suri
tauladan yang dimulai dari atasan dan termasuk adanya komitmen bersama untuk
melaksanakan budaya perusahaan baik di tingkat manajemen korporat maupun
tingkat pelaksanaan.
Selanjutnya, kegiatan employee relations dalam
suatu perusahaan atau organisasi dapat dilaksanakan dalam bentuk :
Program pendidikan dan
pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan
dilaksanakan oleh perusahaan, dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan
(skill) karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan
dan lain sebagainya.
Program motivasi kerja
berprestasi
Program tersebut dikenal dengan istilah Achievment
motivation training (AMT), dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat
mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan
dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai
produktivitas yang tinggi.
Program penghargaan
Program penghargaan yang dimaksudkan disini
adalah upaya pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada
para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian
pekerjaan. Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan
loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap
perusahaan.
Program acara khusus (special
events)
Yakni merupakan program khusus yang sengaja
dirancang diluar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dalam rangka event
ulang tahun perusahaan, diadakan kegiatan keagamaan, olah raga, lomba dan
hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua para
karyawannya. Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa
keakraban bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan.
Program media komunikasi
internal
Membentuk media komunikasi internal melalui
buletin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan / PR yang
berisikan pesan, informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar
karyawan atau perusahaan dan pimpinan. (Ruslan)
Melalui kegiatan employee relations diharapkan
akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu karyawan akan merasa dihargai dan
diperhatikan oleh pihak pimpinan perusahaan, sehingga dapat menciptakan rasa
memiliki, motivasi, kreativitas yang tinggi dan ingin mencapai prestasi kerja
semaksimal mungkin. Disamping itu akan mengurangi timbulnya dampak negatife
terhadap manajemen suatu perusahaan seperti akan timbulnya rasa kejenuhan,
kebosanan, bagi para pekerjanya yang nantinya akan berakibat pada rendahnya
loyalitas dan produkrivitas karyawan kepada perusahaan.
e.
Unsur-unsur Produktivitas Kerja
ü Semangat kerja
dapat diartikan sebagai sikap mental para
pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan
oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk
bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang
demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya
untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai
semangat kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan
tugas pekerjaanya. Hal ini sebagai mana dikemukakan oleh Alfred R. Lateiner dan
LE. Lavine bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap
semangat kerja yaitu kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaanya”
(Alfred R. Lateiner dan JE. Lavine,)
ü Cara Kerja atau Metode Kerja
Cara atau Metode kerja pegawai dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai
untuk bekerja secara efektif dan efisien.
ü hasil kerja.
Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh
dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh
pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang
ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam
menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya. Jadi produktivitas kerja pegawai dapat
diukur dengan adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelesaikan setiap
tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode
kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan,
sehingga mampu untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau
hasil kerja sesuai dengan mutu yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat
dari seorang tenaga kerja.
f.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas Karyawan
Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat
penting dalam suatu perusahaan. Wana Nusa dalam Sonny Sumarsono (2003: 63)
menyatakan bahwa pendidikan, keterampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika
kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan
iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen dan
kesempatan berprestasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
produktivitas kerja karyawan.
Ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas
suatu instansi antara lain :
a.
Knowledge
Pengetahuan atau keterampilan sesungguhnya yang mendasari pencapaian
produktivitas. Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik
yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada
seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi,
seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
b.
Skills
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan tehnis operasional
mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh
melalui proses belajar dan berlatih. Dengan adanya keterampilan maka seorang
pegawai akan semakin produktif.
c.
Abilities
Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh
seorang pegawai. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk
kemampuan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi,
diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.
d.
Attitude
Attitude merupakan suatu kebiasaan yang
terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif
dalam hubungannya dengan perilaku kerja maka akan menguntungkan. Artinya
apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut dapat menjamin
perilaku kerja yang baik pula.
e.
Behaviors
Hampir sama dengan attitude, perilaku manusia akan ditentukan
oleh kebiasaan-kebiasaan yang tertanam dalam diri pegawai. Maka kebiasaan yang
baik seperti disiplin, ramah ,tanggung jawab dan lain-lain akan dapat.
Pencapaian tujuan perusahaan dipengaruhi oleh tingkat produktivitas
setiap bidang dalam perusahaan. Dalam melaksanakan setiap kegiatan dalam bidang
tersebut para manusia / tenaga kerja sangat dominan. Permasalahan yang selalu
muncul adalah bagaimana cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja tersebut.
Pemecahan masalah ini dapat didekati melalui pemahaman berikut ini
(Soeprihanto).
Individu sebagai anggota organisasi
Sebagai mana kita ketahui bahwa individu atau pribadi dalam
organisasi memilik interaksi antara diri pribadi dengan lingkungannya serta
kondisi pribadi dan adat kebiasaannya. Dengan kondisi yang bersifat pribadi dan
unik tersebut maka setiap individu dalam organisasi akan berperilaku yang
berbeda-beda. Untuk itu setiap pimpinan organisasi perusahaan harus mengetahui
berbagai kondisi dan situasi tersebut agar dapat mengarahkan dan meningkatkan
produktivitas individu.
Pendekatan sumber daya manusia (umum)
Berbagai faktor produksi atau sumber daya dikombinasikan dalam
organisasi perusahaan, termasuk didalamnya adalah sumber daya manusia, sehingga
manusia harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Rasa, karsa dan cipta serta
kegiatan lainnya merupakan cerminan kualitas manusia yang dikombinasikan dalam
organisasi perusahaan atau kegiatan lainnya.
Efisiensi sumber daya manusia
Mengupayakan efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia dalam
perusahaan. Apabila pendekatan sumber daya manusia dalam pengertian umum maka
pada efisiensi sumber daya manusi lebih menekankan kepada taktik dan strategi pelaksanaan
fungsi operasional manajemen sumber daya manusia.
C.
Etika
a.
Pengertian
Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik.
Etika adalah Prinsip-prinsip
melaksanakan pengaturan terhadap individu atau suatu kelompok , khususnya
standar-standar yang digunakan untuk memutuskan cara melaksanakan sesuatu .
D.
Keadilan
Keadilan merupakan kebajikan moral yang utama, yang pokok, atau yang
terpenting untuk diperkembangkan pada para administrator pemerintahan sehingga
setiap administrator pemerintahan dari kedudukan yang terendah sampai jabatan
yang tertinggi dapat terbina jiwa keadilan dalam budi pikiran, hasrat kemauan,
dan hati sanubarinya secara kokoh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimah Kasih atas Kunjungan Anda...